disarikan dari tausyiah selama ramadhan
Alhamdulillah, di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini sempat beberapa kali mendapat kesempatan untuk menimmba ilmu dari para asatidz yang sholeh dan sholehah. Yang luar biasa adalah, beberapa kali kami mendapat tausyiah tentang DO'A. Saya share yaa.... semoga bermanfaat :-)
Berdo'a adalah bentuk keimanan dan kepasrahan seorang muslim pada Rabb-Nya. Berdo'a juga merupakan suatu hal yang dianjurkan oleh Allah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Baqarah 186, " dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Dalam kitab Sya'nu al Du'a karya Imam Al Khaththabi disebutkan bahwa qadha dan do'a itu bersaing di langit, maka hendaknya kita mengencangkan do'a. Disebutkan pula bahwa do'a itu sum-sumnya ibadah. Do'a itu bisa merubah apa-apa yang ditentukan (takdir) Allah. *so smangaaaat terus...ketuk pintu langit...*
Jikalau do'a-do'a yang kita panjatkan belum terkabulkan, apa yang sebaiknya kita lakukan? mengeluh, no way! putus asa, no way! protes, no way! Yang sebaiknya dilakukan adalah INTROSPEKSI DIRI dan terus OPTIMIS dalam meminta (berdo'a).
Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan :
1. Koreksi apa yang kita makan dan apa yang kita lakukan.
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasululloh Saw, “Ya Rasululloh, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasululloh menjawab, “Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).
2. Bisa jadi Allah sedang menangguhkan pengabulan do'a kita. Allah sedang menunggu situasi kondisi yang tepat. Kalaupun Allah tidak kabulkan di dunia, yakinlah itu semua akan menjadi investasi di akhirat.
3. Bisa jadi kita tergesa-gesa dalam berdo'a dan berprasangka buruk dengan menyimpulkan bahwa do'a kita tidak dikabulkan oleh Allah.
Allah Yang Maha Tinggi berfirman (Dalam hadits Qudsi):
نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْراً تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعاً وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعاً تَقَرَّبْتُ
إِلَيْهِ بَاعاً وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.
“Aku terserah persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, aku menyebut namanya pada diri-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal (dengan melakukan amal shaleh atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (lari)”. HR. Bukhari: 8/171 dan Muslim: 4/2061, lafadz hadits ini dalam shahih Bukhari.
4. Bisa jadi ada dzikir yang tidak diistiqomahkan
Dengan berdzikir, Allah menjamin akan memberikan lebih dari yang diminta. "Siapa orang yang lebih sibuk mengingat-Ku (berdzikir) daripada meminta sesuatu kepada-Ku, ia akan Aku berikan sesuatu melebihi yang orang-orang mohon." (Hadis Qudsi).
Dalam pepatah Arab pun disebutkan bahwa bukti cinta seseorang terhadap sesuatu adalah banyak menyebutnya. Jadi, jika kita mencintai Allah, maka perbanyaklah menyebut-Nya (dzikir).
Dalam adab berdo'a pun disebutkan bahwa sebelum berdo'a hendaknya diawali dengan beristighfar, menyebutkan puji-pujian (Asmaul husna) dan bershalawat.
5. Janganlah kita pernah sekalipun putus asa dari rahmat Allah. Dikabulkannya do'a itulah hak kita, janji yang sudah Allah sebutkan dalam Al Qur'an.
Allah berfirman dalam surat Yusuf : 87, "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Dalam surat Al Baqarah 186, Allah berfirman, " ...aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Jazakumullohu khoir ustadz dan ustadzah atas tausyiahnya...
Alhamdulillah, di bulan Ramadhan kali ini saya mendapat banyak pencerahan, khususnya tentang DO'A. Seolah diingatkan tentang do'a-do'a yang selama ini (menurut saya) masih tergantung di langit. In syaa Allah, saya yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah selalu Maha Baik pada hamba-Nya. Saya akan introspeksi diri, terus memperbaiki diri dan terus meminta.
Ya Rabbi, hamba akan terus menengadahkan tangan ini
hamba akan terus meminta pada-Mu
hamba akan terus menyempurnakan pengabdian pada-Mu
hamba akan terus mohon ampun atas khilaf kami
hamba yakin...
berdo'a ini adalah bentuk ibadah, bentuk keyakinan pada-Mu, bentuk kepasrahan pada-Mu...
tidak akan ada yang sia-sia
Ya Allah, kabulkanlah do'a-do'a kami
Aamiin yaa mujibas saailiin...
No comments:
Post a Comment