FIQH SUNNAH (SAYYID SABIQ)
THAHARAH/ BERSUCI
A. Jenis-jenis air
1. Air Mutlak (suci lagi mensucikan): air hujan salju, es dan air embun, air laut, air telaga zam-zam, air yang berubah karena lama/ berlumut/ terkena daun-daun kayu.
2. Air musta’mal (air yang telah terpakai/ wudhu atau mandi): hukumnya suci lagi mensucikan.
3. Air yang bercampur dengan barang yang suci: bercmpur dengan sabun, tepung, lumut: hukumnya suci selama kemutlakannya masih terpelihara
4. Air yang bernajis: bila najis itu mengubah salah satu dari rasa, warna, atau baunya. Maka tidak dapat dipakai untuk bersuci. Yang kedua bila air tetap dalam keadaan mutlak, artinya salah satu dari sifat air diatas tetap tidak berubah makahukumnya suci dan mensucikan
B Asy-syu’ar (sisa minuman)
1. Sisa minuman manusia: suci, baik yang minumnya orang muslim, kafir/ dalam keadaan junub/ haid.
2. Sisa minum binatang yang dimakan dagingnya (sapi, kerbau): suci karena air liurnya keluar dari daging yang suci.
3. Sisa minuman Bagal, Keledai, Binatang Buas: boleh/ suci lagi mensucikan.
4. Sisa minuman kucing: suci (kucing itu tidak najis)
5. Sisa minuman anjing dan babi: Hukumnya najis.
C. An Najasah(Najis)
1. Pengertian: Kotoran yang setiap muslim wajib mensucikan diri darinya, QS 74:4
2. Jenis-jenis najis: a) bangkai, kecuali bangkai ikan belalang semut lebah, tulang bangkai, tanduk, bulu rambut, kuku, kulit , yang tidak mempunyai darah mengalir adalah halal/ suci. b)daging Bagi, c) darah yang mengalir dari hewan yang disembelih/ darah haid. d) muntah kencing dan kotoran manusia. e) Wadi: air putih kental yang mengiringi kencing. f) Madzi: air putih bergetah ketika teringat senggama/ ketika bercumbu rayu. g) Mani: ada yang berpendapat suci, dan ada yang berpendapat najis. h) kencing dan kotoran binatang yang dimakan dagingnya: yang 2 pendapat. i) binatang jalalah: najis, tetapi jika dikurung beberapa waktu hingga tidak berbau maka boleh dimakan. J) khamar/ arak : haram diminum, tetapi tidak najis di pegang. k) anjing: najis,
3. Mensucikan badan dan pakaian: dicuci, jika sulit dihilangkan maka dimaafkan.
4. Menyucikan Tanah: dengan menumpahkan air diatasnya/ mengeringkannya.
5. membersihkan mentega yang terkena bangkai: diambil dan dikeruk sekeliling mentega yang terkena bangkai, sisanya bisa dimakan.
6. Mensucikan kulit binatang: sisamak
7. Mensucikan cermin pedang dan lainnya: menggosok hingga hilang najisnya.
8. Menyucikan terompah: menggosok2 nya ke tanah.
Hal-hal yang sering terlalaikan:
1. tali jemuran yang dipakai untuk menjemur kain yang bernajis, setelah kering boleh dipakai untuk menjemur pakaian bersih.
2. jika seseorang tertimpa suatu benda / air jangan mencari-cari apa yang menimpanya itu.
3. jika kaki atau pinggir pakaian bawah basah, maka tidak wajib berusaha untuk mengetahuinya.
4. apapun yang terkena tanah dijalanan tidak wajib dicuci.
5. bila setelah selesai shalat mengetahui ada najis dipakainya atau lupa / tidak sanggup membersihkannya, maka shalatnya sah.
6. orang yang tidak mengetahui tempat najis di pakaiannya, maka wajib mencuci seluruh kain.
7. bila seseorang ragu yang mana diantara pakain-pakaian yang terkena najis, maka ambilah salah satu, dan gunakan untuk shalat satu kali saja.
Buang Air:
1. tidak membawa barang yang memuat nama Allah kecuali takut hilang
2. menjauhkan dan menyembunyikan diri
3. tidak menghadap kiblat / membelakangi kiblat kecuali di tempat tertutup.
4. membaca basmalah dan isti’adah
5. tidak berbicara sama sekali ketika didalam jamban.
6. menjauhi dari lubang (karena tempat kediaman jin)
7. menjauhi tempat orang bernaung, jalanan/ tempat persinggahan.
8. tidak boleh buang air di tempat mandi, tempat air tergenang atau air mengalir.
9. tidak boleh kencing sambil berdiri
10. wajib mencuci najis pada kemaluan
11. tidak mencuci dengan tangan kanan.
12. menggosok tangan dengan tanah/ sabun/ sejenisnya.
13. memercikkan air pada kemaluan atau ke dalam celana dalam (untuk menghilangkan keraguan)
14. mendahulukan kaki kiri saat memasuki jamban, keluar dengan kaki kanan.
Sunnah-sunnah Fitrah:
1. berkhitan
2. mencukur bulu kemaluan
3. memotong kuku
4. memendekan kumis
5. melebatkan/ memanjangkan jenggot.(tidak boleh dipangkas)
6. merapikan rambut
7. membiarkan uban/ tidak boleh dicabut.
8. menccelupkan uban kedalam inai (diwarnai boleh asal tidak dengan warna hitam)
9. memakai wangi-wangian.
WUDHU
A. DALIL
- Qs Al Maidah: 6
- Hadit: Allah Tidak menerima shalat yang salah seorang diantaramu bila ia berhadats, sehingga ia berwudhu terlebih dahulu (HR. bukhari, abu Dawud, Muslim, Tirmzi)
B. KEISTIMEWAAN
• dosa-dosa akan keluar dari setiap anggota Wudhu
• menghapus dosa, dan memurnikan pahala
• mengangkat derajat, perjuangan dijalan Allah
• diakhirat akan datang dalam keadaan cemerlang/ bercahaya, akan dipanggil Rasulullah
C. FARDU/ WAJIB2 DALAM WUDHU
• niat/ kemauan yang tertuju untuk melakukan suatu perbuatan.
• Membasuh muka
• Membasih kedua tangan hingga siku
• Menyapu kepala (seluruh kepala/ surban saja/ kerudung saja/ ubunubun serta surban.
• Membasuh kaki
• Tertib, berurutan
D. SUNNAH-SUNNAH WUDHU
• Basmalah
• Menggosok gigi/ bersiwak
• Mencuci kedua telapak tangan, sebelum memuali wudhu
• Berkumur-kumur 3X
• Istinsyak 3X (memasukan air ke hidung)
• Menyelang-nyelangi jenggot
• Menyelang-nyelangi anak jari (tangan dan kaki)
• Membasung anggota wudhu 3X
• Tayamum/ mendahulukan yang kanan
• Monggosoknya
• Muwalat, berturut-turut dasi satu anggota yang dibasuh.
• Menyapu kedua telinga
• Memanjangkan cahaya
• Hemat air
• Berdoa “Asy hadualla illaha illlallah, wa asy hadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluh” Allahumaj ‘al ni minattawabinna waj’alni minal mutatohhirin”
• Shalat sunnah wudhu
E. MAKRUH WUDHU
• Meninggalkan sunnah-sunnah wudhu
F. PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU
• Kencing
• Kentut
• Keluarnya mani, madzi, wadi
• Tidur nyenyak/ tidak sadar, kecuali tidak bergeser dari tempat duduknya, walaupun sampai terayun kepala karena kantuk.
• Hilang alak
• Menyentuh kemaluan tanpa alas
G. HAL-HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN WUDHU
• Menyentuh perempuan tanpa alas, batas/ penghalang
• Keleuar darah dari yang bukan jalurnya ( luka, bekas bekam, kaluar dari hidung)
• Muntah hingga memenuhi mulutnya
• Memakan daging unta.
• Kebimbangan tentang hadas, maka jangan diperdulikan.
• Tertawa terbahak-bahak,
• Memandikan mayat.
H. PERKARA2 YANG WAJIB DIDAHULUKAN dengan wudhu
• Ketika hendak shalat, (shalat fardu, sunnah, mayat dll)
• Ketika akan tawaf ke Baitullah (mengelilingi ka’bah)
• Menyentuh Mushaf (namun menurut Ibnu abbas, Syabi, Dhahhak, said bin ali, Mu’ayyid billah, Dawud, Ibnu Hajm, Hammad bin Sulaiman berpendapat orang yang berhadas kecil boleh menyentuh mushaf)
I. BEBERAPA KEADAAN DYANG DISUNAHKAN SUPAYA BERWUDHU.
• Ketika berzikir
• Ketida hendak tidur
• Ketika junub, hendak makan, minum, atau hendak mengulangi senggama.
• Sunnah berwuddu sebelum mandi (baik mansi sunnah/ wajib)
• Setelah memakan makanan yang dimasak dengan panasnya api.
• Memperbaiki wudhu setiap ingin mengerjakan shalat.
J. BEBERAPA PERKARA PENTING YANG PERLU D IPERHATIKAN KETIKA BERWUDHU
• Boleh mengucapkan katakata yang tidak terlarang
• Anggapan bahwa batal ketika membaca doa saat membasuh anggota wudhu adalah tidak beralasan. Doa yang dibaca adalah yang telah disebutkan.
• Jika bimbang dengan jumlah bilangan basuhannya maka hendaklah mengambil jumlah bilangan yangn paling sedikit.
• Jika kulit kita tertutup lilin atau sejenisnya, maka wudhunya tidak sah, kecualli inai / pacar yang tidak menghalangi air ke kulit, maka wudunya sah.
• Perempuan istihadhah, penderita penyakit kencing –kentut yang berkelanjutan dan penyakit-penyakit lainnya, maka hendaknya berwudhu ketika akan shalat, dengan syarat halangan itu terjadi pada setiap waktu atau tak mungkin ditentukan waktunya, jadi walau dengan keadaan demikian shalatnya tetap sah.
• Boleh meminta bantuan kepada orang lain ketika berwudhu.
• Seorang yang berwudhu boleh mengeringgkan anggota badannya, dengan handung atau kan lainnya. Baik musim panas/ dingin.
THAHARAH/ BERSUCI
A. Jenis-jenis air
1. Air Mutlak (suci lagi mensucikan): air hujan salju, es dan air embun, air laut, air telaga zam-zam, air yang berubah karena lama/ berlumut/ terkena daun-daun kayu.
2. Air musta’mal (air yang telah terpakai/ wudhu atau mandi): hukumnya suci lagi mensucikan.
3. Air yang bercampur dengan barang yang suci: bercmpur dengan sabun, tepung, lumut: hukumnya suci selama kemutlakannya masih terpelihara
4. Air yang bernajis: bila najis itu mengubah salah satu dari rasa, warna, atau baunya. Maka tidak dapat dipakai untuk bersuci. Yang kedua bila air tetap dalam keadaan mutlak, artinya salah satu dari sifat air diatas tetap tidak berubah makahukumnya suci dan mensucikan
B Asy-syu’ar (sisa minuman)
1. Sisa minuman manusia: suci, baik yang minumnya orang muslim, kafir/ dalam keadaan junub/ haid.
2. Sisa minum binatang yang dimakan dagingnya (sapi, kerbau): suci karena air liurnya keluar dari daging yang suci.
3. Sisa minuman Bagal, Keledai, Binatang Buas: boleh/ suci lagi mensucikan.
4. Sisa minuman kucing: suci (kucing itu tidak najis)
5. Sisa minuman anjing dan babi: Hukumnya najis.
C. An Najasah(Najis)
1. Pengertian: Kotoran yang setiap muslim wajib mensucikan diri darinya, QS 74:4
2. Jenis-jenis najis: a) bangkai, kecuali bangkai ikan belalang semut lebah, tulang bangkai, tanduk, bulu rambut, kuku, kulit , yang tidak mempunyai darah mengalir adalah halal/ suci. b)daging Bagi, c) darah yang mengalir dari hewan yang disembelih/ darah haid. d) muntah kencing dan kotoran manusia. e) Wadi: air putih kental yang mengiringi kencing. f) Madzi: air putih bergetah ketika teringat senggama/ ketika bercumbu rayu. g) Mani: ada yang berpendapat suci, dan ada yang berpendapat najis. h) kencing dan kotoran binatang yang dimakan dagingnya: yang 2 pendapat. i) binatang jalalah: najis, tetapi jika dikurung beberapa waktu hingga tidak berbau maka boleh dimakan. J) khamar/ arak : haram diminum, tetapi tidak najis di pegang. k) anjing: najis,
3. Mensucikan badan dan pakaian: dicuci, jika sulit dihilangkan maka dimaafkan.
4. Menyucikan Tanah: dengan menumpahkan air diatasnya/ mengeringkannya.
5. membersihkan mentega yang terkena bangkai: diambil dan dikeruk sekeliling mentega yang terkena bangkai, sisanya bisa dimakan.
6. Mensucikan kulit binatang: sisamak
7. Mensucikan cermin pedang dan lainnya: menggosok hingga hilang najisnya.
8. Menyucikan terompah: menggosok2 nya ke tanah.
Hal-hal yang sering terlalaikan:
1. tali jemuran yang dipakai untuk menjemur kain yang bernajis, setelah kering boleh dipakai untuk menjemur pakaian bersih.
2. jika seseorang tertimpa suatu benda / air jangan mencari-cari apa yang menimpanya itu.
3. jika kaki atau pinggir pakaian bawah basah, maka tidak wajib berusaha untuk mengetahuinya.
4. apapun yang terkena tanah dijalanan tidak wajib dicuci.
5. bila setelah selesai shalat mengetahui ada najis dipakainya atau lupa / tidak sanggup membersihkannya, maka shalatnya sah.
6. orang yang tidak mengetahui tempat najis di pakaiannya, maka wajib mencuci seluruh kain.
7. bila seseorang ragu yang mana diantara pakain-pakaian yang terkena najis, maka ambilah salah satu, dan gunakan untuk shalat satu kali saja.
Buang Air:
1. tidak membawa barang yang memuat nama Allah kecuali takut hilang
2. menjauhkan dan menyembunyikan diri
3. tidak menghadap kiblat / membelakangi kiblat kecuali di tempat tertutup.
4. membaca basmalah dan isti’adah
5. tidak berbicara sama sekali ketika didalam jamban.
6. menjauhi dari lubang (karena tempat kediaman jin)
7. menjauhi tempat orang bernaung, jalanan/ tempat persinggahan.
8. tidak boleh buang air di tempat mandi, tempat air tergenang atau air mengalir.
9. tidak boleh kencing sambil berdiri
10. wajib mencuci najis pada kemaluan
11. tidak mencuci dengan tangan kanan.
12. menggosok tangan dengan tanah/ sabun/ sejenisnya.
13. memercikkan air pada kemaluan atau ke dalam celana dalam (untuk menghilangkan keraguan)
14. mendahulukan kaki kiri saat memasuki jamban, keluar dengan kaki kanan.
Sunnah-sunnah Fitrah:
1. berkhitan
2. mencukur bulu kemaluan
3. memotong kuku
4. memendekan kumis
5. melebatkan/ memanjangkan jenggot.(tidak boleh dipangkas)
6. merapikan rambut
7. membiarkan uban/ tidak boleh dicabut.
8. menccelupkan uban kedalam inai (diwarnai boleh asal tidak dengan warna hitam)
9. memakai wangi-wangian.
WUDHU
A. DALIL
- Qs Al Maidah: 6
- Hadit: Allah Tidak menerima shalat yang salah seorang diantaramu bila ia berhadats, sehingga ia berwudhu terlebih dahulu (HR. bukhari, abu Dawud, Muslim, Tirmzi)
B. KEISTIMEWAAN
• dosa-dosa akan keluar dari setiap anggota Wudhu
• menghapus dosa, dan memurnikan pahala
• mengangkat derajat, perjuangan dijalan Allah
• diakhirat akan datang dalam keadaan cemerlang/ bercahaya, akan dipanggil Rasulullah
C. FARDU/ WAJIB2 DALAM WUDHU
• niat/ kemauan yang tertuju untuk melakukan suatu perbuatan.
• Membasuh muka
• Membasih kedua tangan hingga siku
• Menyapu kepala (seluruh kepala/ surban saja/ kerudung saja/ ubunubun serta surban.
• Membasuh kaki
• Tertib, berurutan
D. SUNNAH-SUNNAH WUDHU
• Basmalah
• Menggosok gigi/ bersiwak
• Mencuci kedua telapak tangan, sebelum memuali wudhu
• Berkumur-kumur 3X
• Istinsyak 3X (memasukan air ke hidung)
• Menyelang-nyelangi jenggot
• Menyelang-nyelangi anak jari (tangan dan kaki)
• Membasung anggota wudhu 3X
• Tayamum/ mendahulukan yang kanan
• Monggosoknya
• Muwalat, berturut-turut dasi satu anggota yang dibasuh.
• Menyapu kedua telinga
• Memanjangkan cahaya
• Hemat air
• Berdoa “Asy hadualla illaha illlallah, wa asy hadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluh” Allahumaj ‘al ni minattawabinna waj’alni minal mutatohhirin”
• Shalat sunnah wudhu
E. MAKRUH WUDHU
• Meninggalkan sunnah-sunnah wudhu
F. PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU
• Kencing
• Kentut
• Keluarnya mani, madzi, wadi
• Tidur nyenyak/ tidak sadar, kecuali tidak bergeser dari tempat duduknya, walaupun sampai terayun kepala karena kantuk.
• Hilang alak
• Menyentuh kemaluan tanpa alas
G. HAL-HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN WUDHU
• Menyentuh perempuan tanpa alas, batas/ penghalang
• Keleuar darah dari yang bukan jalurnya ( luka, bekas bekam, kaluar dari hidung)
• Muntah hingga memenuhi mulutnya
• Memakan daging unta.
• Kebimbangan tentang hadas, maka jangan diperdulikan.
• Tertawa terbahak-bahak,
• Memandikan mayat.
H. PERKARA2 YANG WAJIB DIDAHULUKAN dengan wudhu
• Ketika hendak shalat, (shalat fardu, sunnah, mayat dll)
• Ketika akan tawaf ke Baitullah (mengelilingi ka’bah)
• Menyentuh Mushaf (namun menurut Ibnu abbas, Syabi, Dhahhak, said bin ali, Mu’ayyid billah, Dawud, Ibnu Hajm, Hammad bin Sulaiman berpendapat orang yang berhadas kecil boleh menyentuh mushaf)
I. BEBERAPA KEADAAN DYANG DISUNAHKAN SUPAYA BERWUDHU.
• Ketika berzikir
• Ketida hendak tidur
• Ketika junub, hendak makan, minum, atau hendak mengulangi senggama.
• Sunnah berwuddu sebelum mandi (baik mansi sunnah/ wajib)
• Setelah memakan makanan yang dimasak dengan panasnya api.
• Memperbaiki wudhu setiap ingin mengerjakan shalat.
J. BEBERAPA PERKARA PENTING YANG PERLU D IPERHATIKAN KETIKA BERWUDHU
• Boleh mengucapkan katakata yang tidak terlarang
• Anggapan bahwa batal ketika membaca doa saat membasuh anggota wudhu adalah tidak beralasan. Doa yang dibaca adalah yang telah disebutkan.
• Jika bimbang dengan jumlah bilangan basuhannya maka hendaklah mengambil jumlah bilangan yangn paling sedikit.
• Jika kulit kita tertutup lilin atau sejenisnya, maka wudhunya tidak sah, kecualli inai / pacar yang tidak menghalangi air ke kulit, maka wudunya sah.
• Perempuan istihadhah, penderita penyakit kencing –kentut yang berkelanjutan dan penyakit-penyakit lainnya, maka hendaknya berwudhu ketika akan shalat, dengan syarat halangan itu terjadi pada setiap waktu atau tak mungkin ditentukan waktunya, jadi walau dengan keadaan demikian shalatnya tetap sah.
• Boleh meminta bantuan kepada orang lain ketika berwudhu.
• Seorang yang berwudhu boleh mengeringgkan anggota badannya, dengan handung atau kan lainnya. Baik musim panas/ dingin.
No comments:
Post a Comment